Palembang –
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang terus berupaya maksimal mendukung ketahanan pangan dan perekonomian nasional. Salah satunya dengan memulai pembangunan proyek pabrik Pusri IIIB.
Saat ini, proyek Pusri IIIB ini sudah mulai dikerjakan. Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 8,8 hektare yang berada di dalam kompleks pabrik Pusri Palembang.
Direktur Utama PT Pusri Palembang, Daconi Khotob mengatakan pembangunan pabrik Pusri IIIB ini merupakan proyek revitalisasi untuk menggantikan pabrik lama Pusri III dan Pusri IV yang sudah berusia 45 tahun dan sudah tidak efisien dalam penggunaan energinya. Proyek pembangunan ini sudah dimulai sejak Desember 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kita membangun Pusri IIIB karena sebelumnya pada pabrik Pusri III dan Pusri IV boros dalam penggunaan energinya. Kita sudah mulai membangunnya sejak Desember 2023 lalu dan ditarget bisa selesai selama 40 bulan atau 2027 nanti sudah bisa beroperasi,” jelas Daconi saat diwawancara detikSumbagsel, Senin (17/3/2025).
Ia menyebut, pabrik ini dibangun dengan teknologi low energy yang dapat membantu menghemat konsumsi gas bumi serta ramah lingkungan. Sementara untuk kapasitas produksi pabrik Pusri IIIB direncanakan sebesar 1.350 ton amonia per hari atau 445.500 ton per tahun dan untuk pupuk urea mencapai 2.750 ton per hari atau 907.000 ton per tahun.
Dijelaskannya, pabrik ini akan lebih mengarah pada teknologi ramah lingkungan. Pabrik Pusri IIIB akan menggunakan teknologi KBR Purifier pada proses produksi amonia. Teknologi ini menghasilkan CO2 yang lebih sedikit. Sementara untuk produksi urea menggunakan teknologi ACES 21 yang diklaim memiliki biaya investasi dan penggunaan energi konsumsi yang rendah.
“Teknologi ini serupa dengan teknologi yang sudah digunakan di pabrik Pusri IIB sehingga kami tahu kualitasnya. Dari teknologi ini, pabrik bisa menghemat konsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton baik produksi urea ataupun amonia dan tidak mengeluarkan aroma yang tidak sedap,” jelas dia.
Menurut Daconi, dengan adanya pabrik Pusri III-B ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi terutama dari sisi operasional. Hal ini diyakini akan berdampak pada penurunan harga pupuk.
“Dengan begitu, maka petani pun dapat membeli pupuk dengan harga yang terjangkau,” ucapnya.
Ia menerangkan pembangunan proyek ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana proyek konsorsium Wuhan Eng.Co.Ltd dan PT. Adhi Karya (Persero). Proyek revitalisasi pabrik Pusri IIIB ini diyakini akan berdampak positif pada perekonomian daerah dan nasional. Karena dengan adanya proyek ini maka membuka lapangan pekerjaan yang luas, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.
“Hadirnya Pabrik Pusri-IIIB ini sebagai komitmen kami untuk menjaga ketersediaan pupuk di seluruh wilayah tanggung jawab penyaluran pupuk Pusri. Serta dukungan kami dalam menjaga keberlanjutan industri yang handal dan berdaya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” beber dia.
Daconi optimistis pembangunan pabrik Pusri IIIB merupakan salah satu cara dan upaya agar Pusri menjadi lebih besar lagi ke depannya dan mampu memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani.
“Di era industri 4.0 seperti saat ini, kita harus mampu bertahan salah satunya dengan melakukan inovasi ataupun investasi yang dilakukan dalam berbagai lini bisnis kami. Dengan adanya Pabrik Pusri III-B dapat meningkatkan efisiensi perusahaan terutama dari sisi operasional. Sehingga kami juga dapat meningkatkan operational excellence,” jelasnya.
Daconi juga berharap seluruh stakeholder dapat mendukung proyek revitalisasi pabrik Pusri IIIB tersebut.
“Proyek ini juga sejalan dengan dukungan yang telah kami dapatkan dari pemerintah daerah setempat. Semoga pembangunan dapat berjalan lancar dan pabrik Pusri III-B dapat segera beroperasi,” pungkasnya.
(dai/dai)